Saatnya Migrasi ke TV Digital

Agustus 06, 2021

Holaaaa!

SELAMAT BULAN AGUSTUS!! Bagaimana kabar PPKM-nya? Jangan gila dulu yaaa. Pandemi ini ya, emang bener-bener deh. Semoga kalian sehat selalu dan jangan lupa protokol kesehatan di mana pun berada ya! Sudah pada vaksin belum sih? Saranku sih, segera ya! Walaupun setelah vaksin nanti, kamu tetap punya risiko terpapar covid, setidaknya, gejalanya gak separah kalo kamu gak vaksin sih.. Maka dari itu, tetaplah tunaikan dan laksanakan protokol kesehatan. Nghokey?

Dih, serius amat kenape nih?

Yaaah, gapapa sih.. Sebagai anak baik ya, aku kan sudah sepatutnya untuk mengingatkan sesama makhluk bumi. Btw, ada yang belum pernah covid? Tos dulu. Jadi, gimana rasanya jadi anak kesayangan Tuhan? WKWKWKKW. Becanda. Alhamdulilllah banget, masih bisa dikasi kesehatan ditengah pandemi begini. Jadi, banyak-banyaklah bersyukur selagi bisa, guys!

Alhamdulillah! 💜

Daaaann, selama PPKM dan #DiRumahAja ini, kalian pada ngapain sih, coba? Sekolah kuliah online? Kerja? Berkebun? Belajar masak? Tapi, aku tau kegiatan yang paling mudah untuk dikerjakan. Ya benar. Rebahan HAHAHAHA. Apalagi kalo sambil menonton acara TV kesayangan. Rebahan oke terus nonton TV sambil pegang cemilan. Surga duniawi hahahaha.

Anyway, udah tau belum sih, sekarang di Indonesia tuh udah mulai siaran TV Digital, lho! Jadi, setelah 60 tahun kita pakai siaran TV analog, akhirnya Indonesia migrasi juga ke siaran TV Digital. Belakangan ini, kalau kamu perhatiin, Pemerintah sedang gencar-gancarnya mensosialisasikan tentang peralihan dari siaran TV analog ke siaran TV Digital atau dikenal sebagai Analog Switch Off (ASO). Siaran ini, sebenernya udah diterapkan di berbagai negara maju sejak akhir tahun 2012. Nah, di Indonesia sendiri, TV Digital tuh, sudah dirintis sejak tahun 2004 dan pertama kali mengudara di tahun 2008.

Nah, di TV yang biasa kita tonton dengan sistem analog, di satu channel atau kanal cuma bisa diisi satu saluran siaran, sedangkan dengan TV Digital, dalam satu channel bisa diisi oleh 6-12 siaran! Hmm apakah dirimu, bingung saudara?

sama. diriku juga.

Jadi nih ya, misalnya ada channel, DeaTV gitu kan (cieeelaaah, kali-kali aja ya kan, bisa punya TV sendiri hahaha), pakai satu kanal di frekuensi 45 di Kota Pekanbaru. Dengan sistem digital, di frekuensi 45 itu, bisa bercabang gitu siarannya. Jadi, satu stasiun TV di satu frekuensi, bisa menyiarkan beragam konten yang berbeda-beda SEKALIGUS alias BERBARENGAN! Jadi bisa menghemat frekuensi. Keren gak tuhhh? Oiya, di TV Digital ini gambarnya lebih jernih alias High Definition, sehingga akan memberikan kita pengalaman menonton acara televisi yang lebih baik. Asyik, bukan? Tentu saja!


By the waaay, siaran Tv Digital ini bukan siaran yang pakai internet atau streaming yang harus pakai paket data internet gitu, bukan yaaa. Ini tuh kayak TV biasa kita di rumah, tapi pancaran sinyal nya yang berbeda dari TV Analog. Jadi, untuk mengakses TV Digital, kita hanya membutuhkan antena UHF, TV dan juga receiver atau alat penerima sinyal digital. Nah, biasanya, di televisi baru, alat ini sudah terpasang di dalamnya, sedangkan untuk TV model lama (yang hanya bisa menerima sinyal analog) kamu membutuhkan decoder atau Set Top Box (STB). STB adalah perangkat tambahan yang diperlukan untuk menerima sinyal digital sehingga bisa ditayangkan di TV Digital. Jadi, kamu tidak perlu repot untuk membeli TV baru ya, guys! Hehehehe

Phewwwww
 

Selain gambar yang super jernih alias High Definition, suara yang dihasilkan dari siaran digital akan lebih jernih dan stabil tanpa noise akibat lemahnya sinyal. Terus, dengan teknologi 1 kanal beragam siaran, memberikan kita banyak pilihan tontonan yang beragam. Hal ini juga akan menumbuhkan industri-industri konten kreatif dari lokal maupun nasional. Karena secara logika, ketika penyelenggara siarannya lebih banyak, kebutuhan penyedia layanan akan lebih banyak. Pada akhirnya, tentu hal ini diharapkan akan mendorong industri konten tumbuh dengan baik.

Nah, dari sekian banyaknya channel yang bersiaran di TV Digital ini, memungkinkan juga untuk industri rumahan untuk bisa memasarkan produknya melalui saluran siaran digital ini. Sehingga, bisa menumbuhkan konten kreator baru yang bisa mengisi siaran-siaran ini. Tentu hal ini sangat menguntungkan bagi masyarakat. Apalagi, jaman sekarang sudah di era industri 4.0 yang menuntut semua hal serba daring.

Manfaat lainnya, ASO ini juga bisa menyerap tenaga kerja, lho! Kok bisa?

Untuk bisa menangkap sinyal siaran digital, televis model lama harus memilisi SET TOP BOX (STB). Pemasangan alat ini mudah dan juga murah. Nah jadi, untuk para lulusan teknik atau pun SMK bisa merakit dan juga memasarkan STB ini. Untung, bukan?

perbedaan sistem sinyal analog dan sinyal digital

Tadi kan aku sudah jelasin tuh, kalo siaran televisi digital ini, bisa menghemat frekuensi, karena di satu channel bisa diisi 6-12 siaran. Dengan begitu, frekuensi yang tadinya ramai dipakai untuk frekuensi TV analog, sekarang jadi lowong, luas dan lapang. Nah, frekuensi yang kosong ini, dapat dimanfaatkan untuk penggunaan frekuensi 5G untuk jalur internet broadband.

Ibaratkan seperti jalur lalu lintas, sinyal-sinyal di atas itu penuh dan ramai sama sinyal frekuensi TV Analog. Setelah kita berpindah ke sinyal TV Digital, jalur itu frekuensi itu menjadi luas dan bisa dimanfaatkan untuk sinyal lain, yaitu frekuensi 5G. Ini kesempatan yang bagus banget untuk negara kita, biar kecepatan internet kita bisa lebih joss gandos dan merata ke seluruh wilayah Indonesia.

Fix, ini sih, sumpah keren abis. Karena manfaatnya banyak banget, ya kan? Btw, TV kalian udah support siaran TV Digital belum? Bisa di cek, TV nya ya saudara-saudara sekalian. Kalo belum, bisa nih segera membeli STB, terus tinggal dipasang deeehh. Lalu kamu siap mengnontoni siaran TV Digitaaaal. Kalo TV nya udah mendukung, (yang gak perlu STB) kamu tinggal tuning ulang aja channel-channel di TV kamu. (Tau kaan, yang nyari siaran itu lhooo) Nanti dia otomatis akan mencari sendiri. Begitar dehhh, jrenggg.

Tumben banget kan ish ya, aku ngasi informasi yang berfaedah di blog ini? Kapan lagi... Hahahaha. Yaudadeh, aku mau lanjut nonton lagi. (HEY KERJA HEYYYY. NONTON MULU!! Dasar gaji butaaa). Aaaakkkk kabuurrr 


Lotsa love,


Dea 💜💜


__________________________

sumber : 

kominfo.go.id

kompaspedia

kontan.co.id

GNFI

You Might Also Like

0 comments

Komen yang baik, ya :)