Bertahan
September 14, 2024
Kamu pernah gak ngerasa, kenapa ya semuanya
terjadi begitu cepat? Satu hari kamu mendapati diri, sedang menatap bintang-bintang
di atas sana --- atau yah, mungkin hanya langit-langit kamarmu saja, kemudian
tersadar, "What the hell is going on? What kind of life have I been living? Who am I supposed to be? Lalu, semuanya hilang. Blur gitu aja. Mimpi-mimpi
yang belum (atau bahkan mungkin tidak akan) terwujud, orang-orang yang datang
dan berlalu, momen yang kamu fikir akan berlangsung selamanya, sekarang cuma
jadi kenangan. Semuanya hilang, menguap begitu saja. Melewati kamu, seperti
asap. Semuanya terjadi, membuat kamu bingung dan kamu gak tau harus gimana lagi.
Hanya tersisa kamu dan keheningan yang panjang. Bergulat dengan semua pikiran.
Berpikir kemana semua orang yang kamu kenal
dahulu. Bertanya-tanya apakah ada yang benar-benar peduli kepadamu atau mereka
semua hanya orang-orang yang datang lalu pergi begitu saja dalam hidupmu,
karena mereka sudah memiliki tujuannya masing-masing. Lalu kamu bergumam, bahwa
ini bukan salahmu. Kamu meyakinkan diri bahwa memang seperti itulah kehidupan
berjalan. Memang seperti inilah seharusnya. Tidak ada yang selalu sama. Semua
bergerak secara dinamis. Manusia bergerak secara dinamis. Tapi, jauh di dalam
lubuk hatimu, kamu merasa kalau kamu tidak cukup pantas untuk bersama mereka.
Tidak cukup pantas untuk membuat mereka bertahan denganmu. Maka mereka memutuskan
untuk pergi.
Kamu menyaksikan dunia bergerak maju, sedang
kamu tetap diam. Seperti kamu terhenti di tempat yang sama. Persis di tempat
mereka meninggalkanmu. Semuanya pergi menciptakan memori baru dan menikmati hidupnya,
sementara kamu hanya duduk terdiam melihat itu semua. Mengulang kembali kisah
masa lalu dan berkata “Oh, those days.. I miss them so much..” Melihat itu
semua, kamu merasa hidupmu hampa, seperti kamu hanya seorang figuran dalam
cerita orang lain, kamu hanya pemeran pembantu, tidak pernah mendapatkan lampu
utama dalam cerita ini.
Mungkin inilah bagian terberatnya, kehidupan
tidak menunggu kamu. Memang tidak pernah. Selama ini mungkin kamu berpikir
bahwa, "Everything you have lasts forever" padahal kenyataanya tidak. Di saat
kamu bertanya-tanya tentang hidup ini harus bagaimana, dibawa kemana, kamu harus apa,
ternyata waktu tetap berjalan. Tidak peduli berapa lama kamu memikirkannya, waktu
akan terus berjalan, sampai kamu sadar, bahwa kamu sudah jauh tertinggal di
garis awal sana.
Lagi-lagi kamu memikirkan orang-orang yang dulu
bersamamu. Janji-janji diberikan, akan selalu ada, setia bersama
selamanya, nyatanya dimana semua sekarang? Mana yang katanya akan sama-sama?
Sekarang kamu sendirian, memungut kembali kepingan-kepingan kecil kehidupan,
mencoba untuk menatanya kembali, padahal sudah tau hasilnya tidak akan sama lagi.
Lucu ya, bagaimana kata-kata sangat mudah diucapkan tapi susah untuk dipegang.
Mau bagaimana lagi? Sudah ku katakan bukan, bahwa manusia bergerak secara
dinamis. Semua orang berubah. Semua orang akan pergi pada waktunya. Semua orang
ada masanya. Tapi lagi-lagi pikiranmu meracuni, “Apa sih kurangnya aku? Kenapa
semuanya pergi?”
Kamu mencoba untuk mengisi kekosongan itu
dengan semua rutinitas harianmu, mencari distraksi kesana kemari, menutupi
sebuah kenyataan yang tidak ingin kamu amini. Seakaan menolak untuk menutup,
semakin kamu mencoba mengisinya, semakin kosong ia terasa. Seperti lubangnya
semakin bertambah. Apapun yang kamu lakukan, tidak pernah cukup untuk mengisi
kekosongannya. Apalagi yang harus kamu perbuat? Kamu hanya bisa mengulanginya
lagi, lagi dan lagi, sampai kamu tidak lagi merasakannya. Bagian yang paling
menyedihkan, sebenarnya kamu terus melakukannya berharap suatu hari nanti, saat
kamu terbangun dari tidurmu, semua hal ini sudah tidak lagi terasa sesak dan
sakit di dadamu padahal tidak. Kamu hanya menjadi terbiasa. Kamu
hanya bertahan. Bertahan satu hari lagi.
- D
0 comments
Komen yang baik, ya :)