Weekend bareng Green Students Journalists!
Oktober 02, 2011
Halo efribadi! Aku mau cerita nih. Aku ikut GSJ Green Weekend. Haaaa.. Elo-elo pada tau gak GSJ itu apa? GSJ itu Green Student Journalist.. Kalo mau tau lebih lanjut ClickHere!
nah, green weekend itu adalah salah satu kegiatan dari GSJ tsb. Nah, aku ikut green weekendnya tanggal 24-25 sept. Hari pertama kita seminar2 gitu. Hari kedua kita jalan2 ke PLG-Minas! Serruuuuu deh pokoknya. Nah, nanti kalian akan disuruh tulis pengalaman selama 2hari itu. Inilah hasil tulisan aku (tulisan terbaik nanti diterbitkan di Koran RiauPOS. Kebetulan temen aku -Ikhsan- yang berhasil. Wuih, bangga banget deh! SMA 3!!)
Check This OUT!
(Laporan Dealina)
Hai
Semua! Weekend pada kemana nih? Tiduran dirumah aja? Online? Atau ke Mall?
Aduh, semuanya kayaknya minim dari manfaat ya. Dari pada kamu bengong dirumah
atau menghabiskan uang untuk pergi ke Mall, mending ikut acara Green Weekend
bareng anak-anak GSJ (Green Student Journalists). Jangan takut. Acaranya asik
kok. Seminar tentang lingkungan
gitu. Seminar? Aduh, kayaknya acaranya ngebosenin ya. Eits, tenang! Kita tidak
hanya seminar. Tapi, juga akan diajak jalan-jalan ke tempat yang bermanfaat
seperti, PLG (Pusat Latihan Gajah) di Minas.
Tanggal 24-25 September
2011 yang lalu, aku dan beberapa teman dari sekolahku (SMA Negeri 3) datang ke
BBKSDA yang bertempat Panam untuk mengikuti acara Green Weekend. Kami
bela-belain jauh-jauh dari Rumbai ke Panam jam 08.00, untuk mengikuti acara
ini. Tapi, semuanya setimpal dengan usaha kami. Di hari pertama, kami hanya di
BBKSDA untuk mendengarkan seminar lalu menonton film tentang lingkungan. Bukan
hanya itu saja, kami juga diberi tahu tentang Cagar Biosfer di Giam Siak Kecil
– Bukit Batu. Senang rasanya bisa mengetahui lebih dalam tentang lingkungan!
Daaann, kami juga dibekelin ilmu untuk menulis berita yang baik dan benar. Kami
diajarkan oleh kak Novi. Kak Novi ini, jabatannya sebagai Direktur Utama SEFo
Riau Pos.
Dihari kedua, kami
berkumpul lagi di BBKSDA pada pukul 06.30 WIB untuk melakukan perjalanan ke PLG
(Pusat Latihan Gajah) di Minas. Perjalanan ke PLG-Minas memakan waktu kurang
lebih 45 menit. Selama di perjalanan, pak supir bus menghidupkan musik yang
asik-asik. Karena ada musik, kami semua jadi gak suntuk di perjalanan, deh! Tak
terasa waktu berjalan cepat, akhirnya kami sampai di PLG-Minas. Kami disambut
dengan gajah-gajah yang lucu. Dengan rasa yang tak sabaran, kami semua turun
dari bus dan langsung ingin bermain bersama gajah. Tapi, sebelum bermain
bersama gajah, kami harus mendengarkan dan tanya-jawab seputar gajah. Kami
berkumpul di sebuah tribun. Disana sudah ada Pak Aswar Hadibina Nasution yang
menjelaskan dan menjawab pertanyaan kami seputar gajah.
Pak Aswar ini adalah seorang dokter hewan. Disini,
ia bekerja sebagai Paramedis Satwa. Beliau menjelaskan bahwa disini ada 15 ekor
gajah jantan dan 15 ekor gajah betina. Setiap hari, gajah-gajah akan dilepas ke
hutan liar yang ada disekitar PLG pada pukul 9 pagi. Gajah-gajah ini makanannya
antaralain, batang pisang, nenas dan tebu. Pada usia 18 tahun keatas, gajah
betina sudah bisa menghasilkan keturunan. Dan kalian tau gak berapa lama gajah betina
mengandung anaknya? 18-22 bulan! Ya ampun, lama banget ya?! 18-22 bulan itu
hanya menghasilkan satu ekor gajah. Itulah sebabnya mengapa untuk
mengembangbiakan gajah sedikit sulit. Oh ya, jarak umur anak gajah pertama
dengan anak gajah kedua bisa mencapai 4-6 tahun lho! Usia seekor gajah bisa
mancapai 75 tahun. Usia ini dapat dicapai jika tidak adanya campur tangan
manusia lho. Maksudnya, gajah mati dengan alamiah. Tidak diracun atau dijerat
oleh manusia.
Kalau ada gajah yang mati,
petugas PLG biasanya melakukan otopsi dan mengambil sample si gajah mati.
Sample itu lalu dikirim ke Bogor untuk diperiksa, apakah gajah mati dengan
alamiah atau karena ulah manusia. Setelah diketahui penyebab matinya si gajah,
dibuatkanlah lubang untuk mengubur gajah dekat gajah itu mati. Karena keterbatasan
alat berat, para petugas PLG menggali lubang untuk gajah mati hanya dengan
menggunakan cangkul!! Sungguh pekerjaan yang berat ya.. Hehehe
Nah, dari tadi aku sudah
cerita panjang kali lebar, tapi kalian pasti bertanya-tanya dari mana asal
gajah-gajah tersebut, bukan? Gajah-gajah ini, dulunya adalah gajah liar. Mereka
ditangkap atas izin pemerintah.. Setelah itu mereka dijinakan dengan cara
dipegang-pegang oleh pawangnya masing-masing. Kenapa harus dipegang-pegang?
Agar sang gajah menjadi terbiasa dengan manusia yang berada disekitarnya. Jadi,
gajah-gajah itu akan mudah menuruti perintah pawangnya. Lalu, gajah-gajah itu
akan diajari mengangkat kaki depan, kaki belakang dan duduk. Setelah itu,
barulah pawangnya mencoba menaiki punggung gajah lalu ke leher gajah. Nah, baru
deh gajah-gajahnya dilatih keterampilannya. Seperti menaikkan bendera, memaikan
hullahop, bermain bola dan lain-lain. Lucu-lucu kan?
Selesai sesi tanya-jawab
bersama Pak Aswar tadi, kini giliran kami mencoba naik keatas punggung gajah.
Dulu aku sudah pernah naik gajah. Tapi rasanya aku pengen naik lagi. Aku pun
langsung mengantre untuk naik gajah. Tibalah giliranku dan temanku, Cinto. Kami
berdua langsung naik kepunggung gajah. Wah, rasanya mengasikan! Apalagi saat
aku bertanya pada pawangnya siapa nama gajah yang sedang kami naiki. Sang
pawang menjawab,”Namanya Ngatini,” LOH?! Aku sempat kaget, Ngatini bukannya
nama orang jawa? Apakah ini gajah datang dari Jawa? “Oh Bukan. Dia ditangkap di
dekat perkampungan orang jawa. Makanya namanyapun berbau Jawa.” Kata pawangnya.
Oh.. Ternyata begitu.. Setelah
itu kami turun dari punggung Ngatini. Rasanya aku belum puas. Kapan lagi kalo
bukan sekarang untuk puas-puasin naik gajah, iya kan? Nah, aku ngantre lagi deh
untuk naik gajah lagi, Hehehe. Kali ini aku tidak naik kepunggung Ngatini,
melainkan Larasati. Ya ampun. Aku bukannya kaget lagi, melainkan tertawa. Lucu
sekali, gajah-gajah ini diberi nama yang digunakan manusia juga. Hahahaha...
Lalu ada lagi gajah yang lain bernama Indah, Diego, Robin dan Bangkin. Tak lupa
kami berfoto-foto bersama gajah-gajah disini untuk kenang-kenangan. Setelah
puas menaiki gajah, kini saatnya kami menonton atraksi gajah. Wow! Inilah acara
utama yang paling ditunggu. Tingkah gajah yang lucu membuat kami tertawa. Tapi
jika gajah mendekatkan belalainya, kamipun menjauh karena takut. Padahal
mungkin gajah-gajah itu ingin berkenalan dengan kami, makanya ia menjulurkan
belalainya untuk bersalaman. Hahaha..
Panas matahari yang begitu
terik membuat kami bercucuran keringat. Bukan kami saja yang merasa kepanasan.
Gajah-gajah itu juga lho. Mereka menyemburkan air ketubuh mereka untuk
mendinginkan badannya yang terasa panas. Waktu menunjukkan pukul 11.00. Pantas
saja perut kami sudah berdemo ria. Kamipun mengisi perut dengan makanan yang
kami bawa. Setelah itu kami berfoto-foto untuk yang terakhir kalinya, karena
kami harus pulang. Huhuhu, berat rasanya untuk meninggalkan para gajah yang
lucu itu. Pukul 11.30 kami pulang, kembali ke BBKSDA lagi. Tapi, aku berpisah
dengan teman-teman GSJ di Simpang Bingung, karena Mamaku sudah menjemput
disana.
Wah, sungguh pengalaman
yang tak terlupakan dan sangat menyenangkan! Buat teman-teman semua yang belum pernah weekend
seru seperti ini, ayok ikutan. Dijamin seru abis deh. Plus, kalian juga mendapatkan
ilmu yang bermanfaat. Dari pada kalian nongkrong di Mall atau Online dirumah,
mending ikutan acara ini. Acaranya setiap minggu ada loh. Nah, buat teman-teman
semua, jangan lupa menjaga lingkungan demi kelangsungan hidup umat manusia. Gak
usah yang susah, yang mudah aja dulu. Seperti menghemat air dan membuang sampah
pada tempatnya. Ingat loh, dari hal yang kecil bisa membuat perubahan yang
besar. Lakukanlah demi menyelamatkan bumi kita tercinta. So, Be A Green
Generation!!
Sayang gak masuk koran.. Huhuhu... tp dapet sertifikat (belum aku ambil sertifikatnya..)
Daaaaann ini tulisan temen ane yang masuk koran..
klik gambarnya kalo gak keliatan! |
Udah ah. Cuma mau posting itu aja kok..
Salam Hijau
DEALINA SHANUR
warga negara yang hijau banget deh..
0 comments
Komen yang baik, ya :)